6)Akan tetapi, Petrus berkata,"Emas dan perak tidak ada padaku. Tetapi apa yang ada padaku, itulah yang akan kuberikan kepadamu. Dalam nama Isa Al-Masih, orang Nazaret itu, berjalanlah engkau!" 7)Petrus memegang tangan kanannya lalu menolongnya berdiri. Saat itu juga kaki dan mata kakinya menjadi kuat. 8)Ia melompat tinggi-tinggi, lalu berdiri dan mulai berjalan ke sana ke mari. Kemudian ia masuk ke dalam Bait Allah mengikuti Petrus dan Yahya sambil berjalan dan melompat-lompat serta memuji-muji Allah.

(Kisah Para Rasul 3: 6-8, Kitab Suci Injil terj. 1912)





Rabu, 10 April 2013

BELAJAR DARI RAKYAT: Perjalanan KSPPM Mendorong Perubahan Sosial di Tapanuli



Dalam Rangka Menyongsong
30 Tahun KSPPM

(15,5 x 23) cm; 403 hlm; book paper; 2013

ISBN: 978-602-7653-05-4
Rp -
 
 
Keluar masuk desa, dari satu desa ke desa lain di berbagai kabupaten di Sumatera Utara, bukan hal yang asing bagi staf KSPPM. Saya menyukai daerah-daerah yang agak terpencil (remote areas). Ada kesenangan tersendiri bagi saya ketika berhasil mencapai desa terpencil itu dan mampu menemukan keluarga yang bersedia menerima untuk tinggal bersama dengan mereka. 

Sebelum memulai satu kegiatan atau pendampingan, KSPPM melakukan investigasi sosial termasuk ke beberapa desa-desa yang saat itu (akhir 1980-an) distigma orang sebagai desa “parguna-guna” (pemilik ilmu gaib), atau desa yang masih memegang keyakinan terhadap black magic, antara lain, Pangaribuan, Garoga, Parsoburan, Sihorbo, Barus, Pakkat,  Parlilitan, dan Parbuluan. Dalam perjalanan ke desa-desa tersebut, kadang kala saya pergi bersama seorang teman lainnya dari KSPPM. Tetapi, tidak jarang saya harus berjalan sendiri ke desa-desa yang sama sekali belum pernah saya jalani sebelumnya, dan tak seorang pun yang saya kenal di sana. 

Memang tak mudah, kadang kala ada rasa takut, was-was, dan bahkan kadang kala saya juga tergiring nyaris berpraduga buruk terhadap seseorang. Tetapi, ada banyak pembelajaran yang saya peroleh dari komunitas yang tinggal di desa-desa terpencil itu. Bagaimana mereka menghargai orang lain, bagaimana menjalani hidup dengan lebih bersahaja, dan mencukupkan diri dari hasil jerih payah sendiri, serta memaknai keadilan, kesetaraan, dan kemandirian secara sederhana sekali.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar