6)Akan tetapi, Petrus berkata,"Emas dan perak tidak ada padaku. Tetapi apa yang ada padaku, itulah yang akan kuberikan kepadamu. Dalam nama Isa Al-Masih, orang Nazaret itu, berjalanlah engkau!" 7)Petrus memegang tangan kanannya lalu menolongnya berdiri. Saat itu juga kaki dan mata kakinya menjadi kuat. 8)Ia melompat tinggi-tinggi, lalu berdiri dan mulai berjalan ke sana ke mari. Kemudian ia masuk ke dalam Bait Allah mengikuti Petrus dan Yahya sambil berjalan dan melompat-lompat serta memuji-muji Allah.

(Kisah Para Rasul 3: 6-8, Kitab Suci Injil terj. 1912)





Senin, 08 Juni 2015

SPIRITUALITAS GERAKAN RAKYAT - Bunga Rampai Tema-tema Refleksi Tahunan KSPPM (1991 - 2014)


(15 x 22,5) cm; 243 hlm; book paper; 2015

ISBN: 978-602-7653-12-2
 
 
 Buku yang sedang Anda baca ini adalah himpunan dari 22 buah bahan Refleksi Teologia yang terdiri dari 21 penelaahan Alkitab (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru) dan satu buah penelaahan Al’Quran.  Yang disebut terakhir, berjudul “Pandangan Agama Islam terhadap Pembangunan dalam Masyarakat Majemuk”, disampaikan oleh Prof. Dr. Nur Fadhil Lubis pada acara Rapat Anggota Tahunan KSPPM bulan Februari 2001 di Parapat. Ini bukan tanpa maksud, yaitu kesadaran pentingnya bagi KSPPM untuk mengetahui pandangan agama lain (di luar agama Kristen) tentang pembangunan masyarakat yang plural.

Sebagai organisasi yang dinamis, Perhimpunan KSPPM mentradisikan pertemuan awal tahun yang disebut Rapat Umum Anggota disingkat RUA. Sejak awal pendiriannya sebagai KSPH tahun 1984, yang disebut pertemuan tahunan tidak pernah absen. Selalu dilaksanakan.  Ini adalah instansi tertinggi pengambil keputusan secara organisatoris di KSPPM. Mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan setahun sebelumnya, serta merancang pokok program setahun ke depan.

Sudah menjadi tradisi yang baik pula bahwa rapat tahunan itu dimulai dengan pembahasan tema yang selalu didasarkan pada Alkitab— sebagai sumber inspirasi pelayanan KSPPM. Lalu pada hari yang sama pula dilakukan diskusi subtema yang dirumuskan berdasarkan kajian Badan Pengurus KSPPM untuk mempersiapkan anggota KSPPM melihat satu tahun ke depan. Jika pembahasan tema dimaksudkan mengasah kepekaan relevansi visi lembaga, maka diskusi kritis tentang subtema dimaksudkan sebagai pemandu merumuskan program dan kegiatan sebagai implementasi dari misi KSPPM.

Baik untuk tema teologis dan subtema yang memuat kajian dan pan-dangan dari sudut sosiol, ekonomi, politik dan hukum atas fenomena yang terjadi dalam amatan KSPPM senantiasa mengundang pembicara tamu dari luar. Namun, adakalanya juga penyaji refleksi teologia untuk membahas tema adalah anggota KSPPM sendiri. Pembicara untuk pembahasaan tema selalu berlatar belakang pendeta. Sementara untuk pembahas subtema adalah pakar yang disesuaikan dengan pokok utama bahasan subtematiknya.

Jika refleksi teologis biasanya dipandu di dalam ibadah, maka pembahasan subtema biasanya pada sessi terpisah. Hal itu dimaksudkan untuk memberi kebebasan bagi para tamu undangan. Sebab, baik ibadah dengan refleksi teologis di dalamnya mau pun diskusi mendalam tentang subtema, tidak hanya dihadiri oleh keluarga KSPPM, melainkan juga tamu undangan, termasuk utusan-utusan masyarakat dari desa dampingan KSPPM, unsur pemerintah daerah dan jejaring sesama organisasi masyarakat sipil yang berbasis dan bekerja di Sumatera Utara.

Dalam kondisi apapun,  pertemuan awal tahun selalu diselenggarakan, bukan semata-mata sebagai rutinitas, tetapi pertemuan tahunan memang merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi. Suatu ketika, dalam suasana kurang kondusif bagi KSPPM untuk menyelenggarakan kegiatannya di SUMUT, maka KSPPM menyelenggarakan Rapat Tahunannya di Wisma Kinasih Caringin Bogor. Tamu pembicara untuk refleksi teologia adalah Pdt. Dr. Eka Darmaputera (“Jadilah Kehendak-Mu”). Sementara untuk pembahas subtema adalah KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. 

Buku ini menghadirkan bahan penelaahan tema sejak RUA tahun 1991 hingga tahun 2014.
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar