6)Akan tetapi, Petrus berkata,"Emas dan perak tidak ada padaku. Tetapi apa yang ada padaku, itulah yang akan kuberikan kepadamu. Dalam nama Isa Al-Masih, orang Nazaret itu, berjalanlah engkau!" 7)Petrus memegang tangan kanannya lalu menolongnya berdiri. Saat itu juga kaki dan mata kakinya menjadi kuat. 8)Ia melompat tinggi-tinggi, lalu berdiri dan mulai berjalan ke sana ke mari. Kemudian ia masuk ke dalam Bait Allah mengikuti Petrus dan Yahya sambil berjalan dan melompat-lompat serta memuji-muji Allah.

(Kisah Para Rasul 3: 6-8, Kitab Suci Injil terj. 1912)





Minggu, 28 Juni 2015

PELAYANAN MASYARAKAT MELALUI BIDANG KESEHATAN



(14 x 21) cm; 372  hlm; Kertas HVO (koran); 2015
ISBN: 978-602-7653-15-3
Harga: Rp 60.000

Diterbitkan atas kerja sama dengan The Siboro Institute



Umat Kristen dipanggil menjadi pelayan masyarakat, untuk meringankan penderitaan akibat dosa dari setiap orang yang kita jumpai. Banyak yang bisa dilakukan untuk meringankan penderitaan tersebut melalui bidang kesehatan. Inilah tugas orang Kristen menurut Yesaya pasal 58. Setiap orang Kristen bisa dan perlu melakukan pelayanan ini secara perorangan.

Pelayanan melalui bidang kesehatan atau disebut juga pelayanan penyembuhan (medis) bukanlah pelayanan yang hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang berprofesi medis, namun bisa dilakukan oleh semua orang. Pelayanan medis adalah pelayanan yang membawa “kabar baik yang menyembuhkan, memberkati, dan menguatkan.” (Counsels on Health, halaman 533). Definisi yang sangat tegas dan tepat ini langsung mengangkat pelayanan masyarakat melalui bidang kesehatan ini dari konsep sempit pekerjaan medis yang membutuhkan pelatihan khusus.

Pekerjaan misionaris medis memberikan petunjuk dalam prinsip-prinsip hidup sehat, nutrisi, memasak makanan sehat dan pengobatan sederhana; melayani di balai-balai pengobatan gereja, konseling, menolong orang-orang mengatasi masalah mereka, menghibur yang menderita; mengembangkan pengendalian diri atau pertarakan, memelihara dan menyediakan rumah bagi para tunawisma dan orang miskin yang tak berdaya, para janda, anak yang tak punya bapa dan manusia lanjut usia; mengangkat anak-anak, menampung anak-anak yang tidak dikehendaki dan yatim piatu; melayani semua orang dari berbagai jalan kehidupan dengan pekabaran kesembuhan jasmani, pikiran, dan jiwa (rohani).

Orang Kristen akan betul-betul menjadi berkat bagi bangsa dan negara ini jika memenuhi panggilan terhadap pelayanan masyarakat perorangan melalui bidang kesehatan ini.


The Siboro Institute

Senin, 08 Juni 2015

DI BUMI SEPERTI DI SURGA #1


(14 x 21) cm; 184  hlm; book paper; 2015
ISBN: 978-602-7653-14-6

Buku yang sedang Anda pegang ini saya tulis sebagai hasil “penggeledahan” terhadap baris doa yang diajarkan Kristus kepada murid-murid-Nya: “Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga” (Mat. 6:10b). Dengannya saya ingin mengajak Anda turut serta menggeledah” untuk mendulang banyak hal yang indah dan berfaedah.

Baris doa tersebut, yang mungkin sudah kita hafalkan sejak kecil, amat memikat angan saya lantaran menyebutkan dua alam sangat berbeda yang masing-masing lumrah dipahami sebagai tempat tinggal manusia dan tempat tinggal Allah: bumi dan surga. Kedua alam ini, menurut baris doa itu, dihubungkan oleh “kehendak” Allah, Pencipta yang berdaulat atas keduanya.

Maknanya jernih: Allah yang tinggal di surga punya kehendak untuk diwujudkan di bumi, tempat tinggal manusia. Dan selaku Gereja, yakni umat Allah, Anda dan saya tentulah harus terlibat dalam upaya mewujudkan kehendak-Nya itu dan sedapat mungkin berusaha mengatasi hal-hal yang merintanginya. Bagaimanapun, Allah menempatkan kita di bumi dengan maksud dan tujuan, bukan?

“Penggeledahan” itu akan terasa mengasyikkan karena membawa Anda meninjau luasnya cakupan kehendak Allah yang harus diwujudkan di bumi. Allah, sebagaimana dimaklumkan Alkitab, adalah raja atas seluruh bumi (Mzm. 47:4, 8). Sebab itu kehendak-Nya dapat kita pahami mencakup segala bidang kehidupan di bumi. Kehendak-Nya tidak terbatas pada bidang agama/kerohanian/gerejawi belaka, tapi merangkum pula bidang-bidang politik, ekonomi, sosial, seni, budaya, kesehatan, hankam, dll.—bidang apa pun yang ada di bumi!

 

PENGANTAR KITAB - KITAB PUISI DAN NABI - NABI BESAR


(15 x 21) cm; 153  hlm; book paper; 2015
ISBN: 978-602-7653-13-9
 
Rp 40.000
 
 
Benson mendefinisikan puisi sebagai “Bentuk sastra yang menggubah pikiran, perasaan, atau tindakan yang elok dalam bahasa yang berirama dan metris.”[1] Puisi, khususnya dalam bentuk nyanyian atau nyanyian pujian, menduduki tempat penting dalam kesusastraan Yahudi. Bangsa Yahudi jelas gemar sekali akan musik, dan terkenal akan nyanyian-nyanyian mereka.[2] Dapat dikatakan bahwa hampir setiap aktifitas atau kegiatan orang Yahudi disertai dengan gubahan puisi. Misalnya dapat kita lihat saat mereka melakukan aktifitas di sumur (Bil.21:17,18), saat panen (Yes. 9:2; 16:10,11), pesta perkawinan (Yer. 7:34), saat perkabungan seperti yang nyata ketika Daud menangisi kematian Saul, Yonatan dan Abner (2 Sam. 1:19-27; 3:33-34). Demikianlah puisi memainkan peranan penting dalam kehidupan bangsa Yahudi, karena itu, tidak heran bila Allah memakai saluran ini untuk menyatakan kehendak-Nya pula kepada manusia. Dengan itu, maka terbentuklah kitab-kitab puisi sebagaimana yang kita kenal saat ini.  

Walaupun puisi merupakan suatu ungkapan perasaan manusia, bukan berarti ke-5 kitab yang kita kelompokkan ke dalam kategori ini (Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkhotbah dan Kidung Agung) hanyalah hasil dari pikiran dan khayalan manusia. Untuk itu Baxter mengemukakan “Kitab-kitab ini menggambarkan pengalaman manusia, membentangkan kenyataan-kenyataan yang besar. Dan khususnya melukiskan pengalaman orang-orang yang taat beribadat selama hidupnya. Tambahan pula, segala pengalaman itu diceritakan atas kehendak Tuhan, agar yang mengalaminya dapat dijadikan teladan oleh orang-orang yang beribadat di kemudian hari. Penulis diilhami Roh Tuhan untuk menulis pengalaman-pengalaman itu. Dengan demikian, kitab puisi ini merupakan khazanah kebenaran rohani yang tiada ternilai harganya.”[3]


[1]Clarence H. Benson, Pengantar Perjanjian Lama Puisi dan Nubuat, (Yogyakarta: Gandum Mas, 1983), 4.

[2]Puisi oleh C.F. Burney, dalam Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1998), 280.

[3]J. Sidlow Baxter, Menggali Isi Alkitab Ayub s/d Maleakhi (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1993), 3.