Sebelum memulai satu kegiatan atau pendampingan, KSPPM melakukan investigasi sosial termasuk ke beberapa desa-desa yang saat itu (akhir 1980-an) distigma orang sebagai desa “parguna-guna” (pemilik ilmu gaib), atau desa yang masih memegang keyakinan terhadap black magic, antara lain, Pangaribuan, Garoga, Parsoburan, Sihorbo, Barus, Pakkat, Parlilitan, dan Parbuluan. Dalam perjalanan ke desa-desa tersebut, kadang kala saya pergi bersama seorang teman lainnya dari KSPPM. Tetapi, tidak jarang saya harus berjalan sendiri ke desa-desa yang sama sekali belum pernah saya jalani sebelumnya, dan tak seorang pun yang saya kenal di sana.
Memang tak mudah, kadang kala ada rasa takut, was-was, dan bahkan kadang kala saya juga tergiring nyaris berpraduga buruk terhadap seseorang. Tetapi, ada banyak pembelajaran yang saya peroleh dari komunitas yang tinggal di desa-desa terpencil itu. Bagaimana mereka menghargai orang lain, bagaimana menjalani hidup dengan lebih bersahaja, dan mencukupkan diri dari hasil jerih payah sendiri, serta memaknai keadilan, kesetaraan, dan kemandirian secara sederhana sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar